PANDUAN
Cara Budidaya Semangka non Biji "LONJONG"
2015-12-03 11:30:23

A. Persiapan Lahan
- Pengolahan tanah
1. Sebelum dibajak, lahan digenangi terlebih dahulu selama semalam
2. Tanah dibajak dengan kedalaman 25 30 cm dan dibiarkan selama 5 7 hari.
3. Bedengan dibuat dengan tinggi 25 40 cm, lebar bedengan ± 50 - 100 cm, dan lebar parit ± 200 300 cm (ruangan untuk tanaman menjalar). Tinggi bedengan dapat disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- Pemasangan mulsa
1. Mulsa hitam perak dipasang saat matahari terik agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi, dan kencang.
2. Mulsa dibiarkan terpasang tertutup selama 3 5 hari sebelum dibuat lubang tanam agar pupuk dasar yang telah diberikan tidak menguap.
B. Persemaian
- Perkecambahan
1. Pemecahan kulit dengan pemotong kuku dilakukan pada semangka non biji.
2. Benih direndam di dalam air hangat kuku yang telah dicampur dengan ZPT + Fungisida selama 2 3 jam.
3. Benih kemudian ditiriskan dan ditata rapi pada kertas merang. Semprotkan air secara tipis-tipis pada kertas, kemudian kertas dilipat/ digulung. Penyemprotan air dilakukan untuk menjaga kelembaban.
4. Semangka non biji biasanya akan mulai berkecambah selama 1 2 hari pada suhu sekitar 30 ΊC. Setelah itu segera pindahkan benih tersebut ke media semai (polibag kecil) yang telah disediakan.
- Media semai
1. Komposisi tanah : pasir : pupuk kandang (1:1:1)
2. Media tanam diaduk rata dan dicampur dengan pupuk kimia, tiap 1 m3 dicampur 250 gr NPK 15:15:15
3. Media dimasukkan ke dalam polibag berukuran 5 x 7 cm.
- Perawatan bibit
1. Setelah benih berkecambah, penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari.
2. Jika ditemukan gejala penyakit rebah bibit (dumping off) yang ditandai dengan busuk kecoklatan di bagian pangkal, segera semprotkan fungisida berbahan aktif benomil.
- Pemilihan bibit
1. Bibit dipilih yang mempunyai vigor kuat dan batang yang kokoh.
2. Berikan fungisida dan bakterisida pada bibit dengan cara dilarutkan dan dikocorkan pada bibit yang akan ditanam.
3. Bibit yang siap tanam sudah memiliki daun sejati dua helai ( 8 10 hss).
C. Pemupukan
Pemupukan |
Umur (hst) |
Jenis dan dosis pupuk (gr/ tan) | |||||||
Semangka non Biji |
Semangka berbiji (Pollinator) | ||||||||
ZA |
Urea |
SP36 |
KCl |
ZA |
Urea |
SP36 |
KCl | ||
Pupuk dasar |
-7 |
30 |
15 |
25 |
40 |
30 |
15 |
45 |
40 |
Susulan 1 |
10 |
10 |
5 |
− |
10 |
10 |
5 |
10 |
10 |
Susulan 2 |
25 |
50 |
25 |
15 |
35 |
50 |
25 |
25 |
35 |
Susulan 3 |
40 |
65 |
− |
− |
25 |
65 |
− |
− |
15 |
Jumlah |
|
155 |
45 |
40 |
115 |
155 |
45 |
80 |
100 |
D. Penanaman
1. Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 200 cm.
2. Lubang tanam diberi nematisida dan fungisida terlebih dahulu. Bibit semangka yang telah siap kemudian dipindah tanamkan ke lubang tersebut.
3. Pindah tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari untuk mengurangi risiko kematian karena kering terik matahari. Bibit semangka ditanam sejajar tanah/ mulsa, setelah itu dikocor dengan air yang telah dilarutkan fungisida.
E. Perawatan
1. Penyulaman: dilakukan 10 hari setelah tanam (dilakukan bila bibit yang ditanam menunjukkan pertumbuhan yang tidak normal). Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
2. Penyiangan: dilakukan dengan mencabut gulma yang ada di sekitar lubang tanam dan parit antar dua bedengan. Pemakaian cangkul untuk penyiangan, dianjurkan tidak terlalu dalam agar akar tidak rusak dan putus.
3. Pengendalian haa penyakit: dilakukan dalam rangka pencegahan maupun pada saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisida sesuai dengan hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida. Apabila terserang penyakit yang disebabkan virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
4. Pengairan:
- Tiga hari setelah tanam lakukan pengontrolan, jika terjadi kekeringan maka tanaman harus segera dilakukan pengairan.
- Pada musim kemarau, pengairan dilakukan dua hari sekali sampai menjelang berbunga, atau sekitar 21 hst.
- Menjelang pembungaan atau sebelum bunga mekar perlu dilakukan penggenangan lahan setiap hari agar bunga tidak gugur.
- Setelah memasuki proses pembungaan sebaiknya lahan tidak diairi agar pembentukan buah tidak terganggu dan buahnya tidak mudah pecah.
- Pada saat buah sebesar telur ayam segera lakukan pengairan, hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban lahan agar tetap stabil dan ukuran buah bisa optimal.
- Setelah dilakukan seleksi buah, kelembaban lahan harus dijaga sampai sekitar 23 hari dari bunga mekar. Fase ini merupakan fase pembentukan buah, apabila kekurangan air kulit buah akan mengeras, kemudian setelah diairi kembali buah akan banyak yang pecah dan membusuk.
- Setelah 24 hari semenjak pembungaan, pengairan sedikit demi sedikit harus dikurangi. Hingga 10 hari menjelang panen pengairan dihentikan agar lahan kering dengan maksud untuk memperoleh kadar gula yang tinggi dalam buah semangka, serta memudahkan panen.
5. Pewiwilan atau pemangkasan:
- Dilakukan saat tanaman berumur 10 15 hst
- Hanya cabang uatama yang dipelihara sehingga cabang cabang yang lain perlu diwiwil/ dipangkas.
- Buah dibesarkan pada ruas ke 10 15.
6. Penyerbukan
Tujuan: agar buah dapat terbentuk, karena bunga jantan pada semangka non biji bersifat steril (mandul) sehingga membutuhkan bunga jantan dari semangka berbiji.
Hal hal yang perlu diperhatikan:
- Penyerbukan dilakukan pada pagi hari antara jam 06.00 10.00, bunga akan mekar saat tanaman berumur 30 37 hari setelah tanam.
- Bentuk bunga betina sempurna dan tidak cacat.
- Cara penyerbukan dengan mengumpulkan bunga jantan dari semangka berbiji dan mengawinkan bunga jantan semangka berbiji ke bunga betina.
7. Seleksi buah: seleksi dilakukan bila buah sudah sebesar bola pimpong. Pilih yang sehat dan normal pada umur 35 45 hst.
F. Panen
1. Waktu panen 60 - 70 hst.
2. Kriteria panen:
a. Tangkai buah mengering
b. Sulur berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan
c. Bila buah ditepuk dengan tangan, akan terdengar bunyi berat dan nyaring.
Metode panen: dipetik bersama tangkai buahnya dengan menggunakan gunting atau pisau tajam.<< kembali ke indeks panduan